Postingan

Menampilkan postingan dari Agustus, 2019
Ki Hajar Dewantara Nama kecil Ki Hajar Dewantara yakni Raden Mas Soewardi Soeryaningrat. Beliau lahir di Yogyakarta pada tanggal 2 Mei 1889. Berasal dari kalangan keluarga Kraton. Ada yang unik, ketika usianya menginjak 40 tahun, beliau mengganti namanya menjadi Ki Hajar Dewantara, tujuan dari penggantian tersebut, agar beliau bisa berbaur dengan kalangan masyarakat pada umumnya. Di pendidikannya, beliau menamatkan sekolah dasar di ELS (Sekolah Dasar Belanda), kemudian melanjutkan pendidikannya ke STOVIA (sekolah Dokter Bumiputera), beliau tidak sampai menamatkan sekolahnya karena sakit. Kemudian menginjak dewasa beliau bekerja sebagai wartawan di beberapa media surat kabar, di antaranya Sedyotomo, Midden Java, De Express, Kaoem Moeda dan sebagainya. Selain aktif dalam dunia kewartawanan dan tulis menulis, beliau juga aktif di beberapa organisasi sosial dan politik. Pada tahun 1908, beliau aktif sebagai propaganda Boedi Oetomo untuk menyosialisasikan dan menggugah kesadaran m
Tilang Elektronik Tilang elektronik (e-tilang) akhir-akhir ini menjadi perbincangan hangat di masyarakat. Sejumlah kota sudah mengadopsi sistem elektronik tersebut dalam menindak para pelanggar lalu lintas.   Selain merupakan terobosan yang bagus, etilang juga dipercaya akan berjalan sangat efektif dalam menekan angka pelanggar lalu lintas yang masih tergolong sangat tinggi. Sedikitnya sudah tiga kota besar yang berani menerapkan sistem elektronik untuk mendisiplinkan pemakai jalan, yakni Kota Surabaya (Jawa Timur), Semarang (Jawa Tengah) dan terakhir Bandung (Jawa Barat).  Selain 3 kota tersebut Jakarta dinilai mampu untuk menyediakan infrastrukturnya dalam mewujudkan sistem e-tilang tersebut, namun sampai dekarang belum terlaksana. Mengapa Jakarta belum sadar akan hal tersebut? Bukankah seharusnya Jakarta menjadi contoh bagi kota-kota lain? Mengapa e-tilang dinilai mendesak untuk diterapkan di Jakarta?   Pertama karena Jakarta merupakan etalase Indonesia yang seharusnya men
Klasifikasi Gymnospermae Gymnospermae dapat diklasifikasikan menjadi empat kelas seperti uraian berikut: 1. Kelas Cycadinae Tumbuhan dalam kelas ini bentuknya mirip pohon palem, berbatang pendek, kaku, tidak bercabang. Daun-daun tersusun dalam spiral rapat sekeliling batang, daun yang masih muda menggulung. Kelas Cycadinae termasuk dalam tumbuhan berumah dua. Alat kelamin jantan dan alat kelamin betina terdapat pada pohon yang berbeda. Pohon jantan mempunyai tongkol dengan kotak-kotak berisi serbuk sari. Pohon betina membentuk daun buah yang pipih yang pada lekukan tepi daun buah terdapat bakal biji. Contoh: Cycas rumphii pakis haji 2. Kelas Coniferinae/Coniferae Tumbuhan yang tergolong dalam kelas ini habitusnya berupa semak, perdu, atau pohon dengan tajuk berbentuk kerucut/konus. Kebanyakan memiliki daun berbentuk jarum. Tumbuhan Kelas Coniferinae umumnya tidak menggugurkan daunnya. Pada bagian pucuk tangkai terdapat badan penghasil sel kelamin yang dinamakan str